Laporan Pratikum
Genetika
![]() |
Acara 9
Pembelahan sel meiosis
Mukhlis Aprio
Npm : E1J1015139
Shift: D1. Senin
(10.00-12.00)
Kelompok : 6
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar Teori
Sel dibagi menjadi 2 kelas utama, yaitu eukariot dan
prokariot. Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada ada atau tidaknya
membran inti yang membatasi inti sel dan sitoplasma. Organisme prokariot tidak
memiliki membran inti dan eukariot memiliki membran inti. Semua sel hewan dan
tumbuhan adalah eukariot dan bakteri, cyanobacteria dan mycoplasma adalah prokariot (Sticberger,1985).
Keseluruhan proses meiosis ini melibatkan dua tahapan
pembelahan yang terpisah yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I merupakan proses
pembelahan reduksi sejati yang pada proses ini, jumlah kromosom akan menjadi
setengah jumlah semula. Meiosis II merupakan proses pembelahan duplikasi. Kedua
pembelahan ini, tahapan-tahapannya berlangsung sama seperti pada proses
mitosis. Profose pada pembelahan meiosis pertama (Profose I) mempunyai 5
tahapan pembelahan, karena meliputi beberapa proses penting yang harus dilalui
(Kimball,1992).
Sel
yang membelah disebut sebagai sel induk dan turunannya di sebut sel anakan. Sel
induk memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik. Pada pembelahan
sel, sel induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam
kromosom kepada sel anakan yang menjadi sel generasi berikutnya. Sitoplasma sel
induk mengandung enzim, organel ,dan perangkat metabolic, sehingga ketika sel
anakan menerima sitoplasma dari sel induk, sel anakan dapat berfungsi sampai
sel anakan dapat menggunakan DNA yang diperoleh dari sel induk untuk tumbuh dan
berkembang (Sugiri, 2001)
Meiosis berperan dalam proses gametogenesis pada sel hewan.
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (n) oleh germ line (2n).
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di organ tertentu
(testes). Sel anak hasil pembelahan meiosis akan berkembang menjadi gamet, kemudian
sel yang dihasilkan akan terdiferensiasi menjadi sperma (gambar 6). pembentukan
sperma dimulai saat manusia memasuki tahap pubertas. Laki-laki dewasa normal
dapat memproduksi 200.000.000 sperma per harinya. Setelah sperma terbentuk,
maka ia akan bergerak ke epididimis dan mengalami pematangan
(Adisoemarto,1988).
Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin,
kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor,
telomer dan sentrosom.
1.
.Kromatin adalah gabungan rantai DNA, protein histon dan protein non-histon,
kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot
2.
Kromatid adalah duplikat kromosom yang terbentuk dari replikasi DNA yang tetap
bersatu dengan duplikat lain pada sentromer
3. Sister
chromatid adalah dua kromatid identik hasil proses duplikasi
4.
Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan ter]gabung
dengan protein.kromosom membawa bagian dari informasi genetik suatu organisme
5.
Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur,
ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama. Kinetokor adalah
protein yang terletak di sentromer tiap kromosom.
6. Telomer
adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari bahasa yunani
yaitu Telos:ujung. Telomer berhubungan dengan rantai karakteristik
DNA.
7.
Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan yang menjadi pusat pengatur
mikrotubulus dan bertindak sebgai kutub spindel selama proses mitosis (Alberts,
B. dkk. 2002).
1.2
Tujuan
Utntuk
mempelajari fase-fase meiosis
BAB II
BAHAN DAN METODE PRATIKUM
2.1
Bahan dan Alat
1.
Mikroskop
2.
Bunga
Rhoeidis Color yang masih kuncup
3.
Gelas
preparat
4.
Gelas
penutup
5.
Pinset
6.
Pewarna
asetokarmin
7.
Bunsen
2.1
Cara Kerja
1.
Sebelum
melakukan praktikum, alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu,
2.
Kemudian
bunga Rhoeidis Color yang belum mekar diambil sel induknya yang akan diamati
dalam proses meiosis,
3.
Setelah
itu sel yang telah diambil diletakkan pada gelas preparat,
4.
Kemudian
ditetesi dengan pewarna asetokarmin dan di diamkan selama 5-10 menit,
5.
Setelah
5-10 menit kemudian gelas preparat tersebut diletakkan diatas api dengan
menggunakan bunsen 2-3 kali,
6.
Lalu
ditutup dengan gelas penutup
7.
Kemudian
ditekut dengan pensil atau pena yang telah dialasi dengan tisu
8.
Setelah
itu dilanjutkan dengan ditekannya sel tersebut menggunakan ibu jari
9.
Setelah
selesai kemudian diamati dibawah mikroskop
BAB
III
HASIL
Dalam
pratikum yang kami laukan kami tidak mendapatkan hasil adanya pembelasan meiosis
pada preparat yang kami buat.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada
pratikum pembelahan meiosis kami tidak mendapatkan kejadian pembelahan meiosis
pada preparat yang sudah kami buat, ini di mungkin karena perendaman kuncup
bunga ke dalam larutan former tidak sampai lebih 24 jam, sihingga kuncup bunga
kurang lembut saat di tekan dengan kaca penutup sehingga sel-sel yang membelah
tidak nampak.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pembelahan
meiosis yaitu terjadi pada sel gamet, menghasilkan sel anakan dengan
jumlah kromosom setengah kromosom sel induk. Tujuan pembelahan meiosis untuk
memelihara jumlah kromosom makhluk hidup Pemembelahan meiosis terdiri atas
2 tahap yaitu Meiosis pertama (I) dan Meiosis kedua (II). Masing-masing tahapan
meiosis memiliki ke-4 fase yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis. Profase meiosis I dibagi
atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan diakinesis.
4.2. saran
Untuk
bahan-bahan pratikan yang membutuhkan waktu pendiaman,penyimpinan,dan
perendaman yang lebih dari 24 jam, sebaiknya laboratorium sudah menyiapkan
DAFTAR
PUSTAKA
Adisoemarto,
soenartono. 1988. Genetika Edisi Ketiga. Erlangga
: Jakarta
Albert, B. dkk 2002. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta.
Kimball,
J. W. 1992. Biologi Jilid 1. Penerbit Erlangga:Jakarta.
Sticberger,
Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing
Company:New York.
Sugiri,
Nawangsih. 2001. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar