Selasa, 28 November 2017

laporan genetika Materi Genetik

Laporan Pratikum Genetika
Description: download.jpg
 






Acara 10
Materi Genetik
Mukhlis Aprio
Npm : E1J1015139

Shift: D1. Senin (10.00-12.00)
Kelompok : 6

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Dasar Teori
Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat(Wildan, 2013)
   DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan(Suryo, 2010).
DNA memiliki struktur helix utas ganda, yang mengandung komponen komponen gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Satu sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan akan diturunkan pada keturunannya. DNA dapat diisolasi, baik pada manusia maupun tumbuhan. Isolasi DNA merupakan langkah tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua yaitu (Sinaga, 2012)
ika isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air yang pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda pula. Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit(Kusumawaty, 2008).

1.2.       Tujuan
2.    Mengetahui dan memahami materi genetik
3.    Menggambar dan mencocokkan susunan basa-basa nitrogen pada DNA
4.    Menggambar mekanisme reflikasi DNA secara semi konservatif.



BAB II
BAHAN DAN METODE PRATIKUM

2.1 Bahan dan Alat
·         File materi genetik
·         LCD
·         Simulasi DNA
·         Styrofoam
·         Tusuk gigi

2.2 Cara Kerja
1.      Membuat gambar komponen-komponen penyususn DNA, Antara lain: basa nitrogen, gula deoxyribosa, fosfat, nukleosida dan nukleotida
2.      Rangkaian masing-masing gamabar komponen-komponen penyususn DNA menjadi satu gambar DNA lengkap.
3.      Merangkaikan komponen-komponen penyusun DNA dengan bahan yang tersedia
4.      Menyusun rantai double helix DNA sesuai dengan bahan yang tersedia.









BAB III
 HASIL
Description: C:\Users\ACER PC\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\P_20161128_094323.jpg
 









Dalam kelompok kami telah ditentukan deret basa nitrogen oleh dosen pembimbing yaitu T, A,C-G,T,A-G,C,T  yang kemudian para praktikan harus memasangkan pasangan basa nitrogen lawannya yaitu A,U,G-C,A,U-C,G,A.









BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengamatan penyususnan rantai DNA doublehelix dengan menggunakan simulasi materi yang diberikan dosen pembimbing lewat LCD. Kemudian mahasiswa melakukan uji coba pemasangan basa-basa nitrogen dengan menggunakan buah cepoka sebagai basa nitrogennya dan tusuk gigi sebagai penghubung antar basa nitrogen. Dalam kelompok kami telah ditentukan deret basa nitrogen oleh dosen pembimbing yaitu T, A,C-G,T,A-G,C,T  yang kemudian para praktikan harus memasangkan pasangan basa nitrogen lawannya yaitu A,U,G-C,A,U-C,G,A.
Lalu setelah ditentukan pasangannya dibuatlah susunan tersebut pada buah lumai yang telah disediakan sebanyak 24 buah atau 12 pasang dan diberi label. Mengubungkan antar buah lumai tadi menggunakan tusuk gigi agar terbentuk rantai doublehelix yang diinginkan.Setelah rantai telah menjadi pintalan DNA doublehelix, rantai tersebut di pelintir agar mirip kengan rantai aslinya kemudian di foto untuk sebagai hasil pengamatan.
Dugaan DNA sebagai materi genetik secara tidak langsung sebenarnya dapat dibuktikan dari kenyataan bahwa hampir semua sel somatis pada spesies tertentu mempunyai kandungan DNA yang selalu tetap, sedangkan kandungan RNA dan proteinnya berbeda-beda antara satu sel dan sel yang lain. Di samping itu, nukleus hasil meiosis baik pada tumbuhan maupun hewan mempunyai kandungan DNA separuh kandungan DNA di dalam nukleus sel somatisnya.
Meskipun demikian, dalam  kurun waktu yang cukup lama fakta semacam itu tidak cukup kuat untuk meyakinkan bahwa DNA adalah materi genetik. Hal ini terutama karena dari hasil analisis kimia secara kasar terlihat kurangnya variasi kimia pada molekul DNA. Di sisi lain, protein dengan variasi kimia yang tinggi sangat memenuhi syarat sebagai materi genetik. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun protein lebih diyakini sebagai materi genetik, sementara DNA hanya merupakan kerangka struktur kromosom. Namun, pada pertengahan tahun 1940-an terbukti bahwa justru DNA-lah yang merupakan materi genetik pada sebagian besar organisme.



BAB IV
KESIMPULAN

4.1       Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu materi genetik adalah gen yang merupakan sepotong DNA yang membawa informasi suatu sifat dan gen tersebut terdapat di dalam kromosom. Sedangkan fungsi dari materi genetik ini adalah mampu menyimpan informasi genetik dan dengan tepat dapat meneruskan informasi tersebut dari tetua kepada keturunannya, dari generasi ke generasi, harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya, materi genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu dewasa, harus dapat mengalami perubahan sehingga organisme yang bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah.
Kode genetik bersifat universal. Artinya, kode genetik berlaku sama hampir di setiap spesies organisme. Kode genetik bersifat degenerate atau redundant, yaitu bahwa satu macam asam amino dapat disandi oleh lebih dari satu triplet kodon. Peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme.

4.2. saran
          Sebaiknya pada saat kegiatan pratikum berlangsug, para pratikan mengikutinya dengan serius supaya pratikan tahu apa yang di pratikkan pada hari itu.




DAFTAR PUSTAKA
Kusumawaty, 2008. Biologo Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga: Jakarata
Sinaga, 2012. Genetika Sastra. Penerbit Erlangga: Jakarta
Suryo, 2012. Genetika Strata 1. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Wildan,2013. Genetika. Tarsito: Bandung


laporan sel meiosis

Laporan Pratikum Genetika
Description: download.jpg
 





Acara 9
Pembelahan sel meiosis
Mukhlis Aprio
Npm : E1J1015139

Shift: D1. Senin (10.00-12.00)
Kelompok : 6

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Dasar Teori
Sel dibagi menjadi 2 kelas utama, yaitu eukariot dan prokariot. Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada ada atau tidaknya membran inti yang membatasi inti sel dan sitoplasma. Organisme prokariot tidak memiliki membran inti dan eukariot memiliki membran inti. Semua sel hewan dan tumbuhan adalah eukariot dan bakteri, cyanobacteria dan mycoplasma adalah prokariot (Sticberger,1985).
Keseluruhan proses meiosis ini melibatkan dua tahapan pembelahan yang terpisah yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I merupakan proses pembelahan reduksi sejati yang pada proses ini, jumlah kromosom akan menjadi setengah jumlah semula. Meiosis II merupakan proses pembelahan duplikasi. Kedua pembelahan ini, tahapan-tahapannya berlangsung sama seperti pada proses mitosis. Profose pada pembelahan meiosis pertama (Profose I) mempunyai 5 tahapan pembelahan, karena meliputi beberapa proses penting yang harus dilalui (Kimball,1992).
Sel yang membelah disebut sebagai sel induk dan turunannya di sebut sel anakan. Sel induk memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik. Pada pembelahan sel, sel induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosom kepada sel anakan yang menjadi sel generasi berikutnya. Sitoplasma sel induk mengandung enzim, organel ,dan perangkat metabolic, sehingga ketika sel anakan menerima sitoplasma dari sel induk, sel anakan dapat berfungsi sampai sel anakan dapat menggunakan DNA yang diperoleh dari sel induk untuk tumbuh dan berkembang (Sugiri, 2001)
Meiosis berperan dalam proses gametogenesis pada sel hewan. Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (n) oleh germ line (2n). Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di organ tertentu (testes). Sel anak hasil pembelahan meiosis akan berkembang menjadi gamet, kemudian sel yang dihasilkan akan terdiferensiasi menjadi sperma (gambar 6). pembentukan sperma dimulai saat manusia memasuki tahap pubertas. Laki-laki dewasa normal dapat memproduksi 200.000.000 sperma per harinya. Setelah sperma terbentuk, maka ia akan bergerak ke epididimis dan mengalami pematangan (Adisoemarto,1988).
Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer dan sentrosom.
1. .Kromatin adalah gabungan rantai DNA, protein histon dan protein non-histon, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot
2. Kromatid adalah duplikat kromosom yang terbentuk dari replikasi DNA yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer
3. Sister chromatid adalah dua kromatid identik hasil proses duplikasi
4. Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan ter]gabung dengan protein.kromosom membawa bagian dari informasi genetik suatu organisme
5. Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama. Kinetokor adalah protein yang terletak di sentromer tiap kromosom.
6. Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari bahasa yunani yaitu Telos:ujung. Telomer berhubungan dengan rantai karakteristik DNA.
7. Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan yang menjadi pusat pengatur mikrotubulus dan bertindak sebgai kutub spindel selama proses mitosis (Alberts, B. dkk. 2002).

1.2  Tujuan
            Utntuk mempelajari fase-fase meiosis


BAB II
BAHAN DAN METODE PRATIKUM

2.1 Bahan dan Alat
1.         Mikroskop
2.         Bunga Rhoeidis Color yang masih kuncup
3.         Gelas preparat
4.         Gelas penutup
5.         Pinset
6.         Pewarna asetokarmin
7.         Bunsen

2.1    Cara Kerja
1.         Sebelum melakukan praktikum, alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu,
2.         Kemudian bunga Rhoeidis Color yang belum mekar diambil sel induknya yang akan diamati dalam proses meiosis,
3.         Setelah itu sel yang telah diambil diletakkan pada gelas preparat,
4.         Kemudian ditetesi dengan pewarna asetokarmin dan di diamkan selama 5-10 menit,
5.         Setelah 5-10 menit kemudian gelas preparat tersebut diletakkan diatas api dengan menggunakan bunsen 2-3 kali,
6.         Lalu ditutup dengan gelas penutup
7.         Kemudian ditekut dengan pensil atau pena yang telah dialasi dengan tisu
8.         Setelah itu dilanjutkan dengan ditekannya sel tersebut menggunakan ibu jari
9.         Setelah selesai kemudian diamati dibawah mikroskop




BAB III
 HASIL
Dalam pratikum yang kami laukan kami tidak mendapatkan hasil adanya pembelasan meiosis pada preparat yang kami buat.


BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pratikum pembelahan meiosis kami tidak mendapatkan kejadian pembelahan meiosis pada preparat yang sudah kami buat, ini di mungkin karena perendaman kuncup bunga ke dalam larutan former tidak sampai lebih 24 jam, sihingga kuncup bunga kurang lembut saat di tekan dengan kaca penutup sehingga sel-sel yang membelah tidak nampak.


    BAB IV
KESIMPULAN

4.1       Kesimpulan
Pembelahan meiosis yaitu terjadi pada sel gamet, menghasilkan  sel anakan dengan jumlah kromosom setengah kromosom sel induk. Tujuan pembelahan meiosis untuk memelihara jumlah kromosom makhluk hidup Pemembelahan meiosis terdiri atas 2 tahap yaitu Meiosis pertama (I) dan Meiosis kedua (II). Masing-masing tahapan meiosis memiliki ke-4 fase yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis. Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan diakinesis.

4.2. saran
            Untuk bahan-bahan pratikan yang membutuhkan waktu pendiaman,penyimpinan,dan perendaman yang lebih dari 24 jam, sebaiknya laboratorium sudah menyiapkan



DAFTAR PUSTAKA
Adisoemarto, soenartono. 1988. Genetika Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta
Albert, B. dkk 2002Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University            Press:Yogyakarta.
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid 1. Penerbit Erlangga:Jakarta.
Sticberger, Monroe. W. 1985. Genetics. Macmillan Publishing Company:New       York.
Sugiri, Nawangsih.  2001.  Biologi.  Jakarta : Erlangga.



Laporan Pratikum Genetika
 






Acara 8
Pembelahan sel mitosis
Mukhlis Aprio
Npm : E1J1015139

Shift: D1. Senin (10.00-12.00)
Kelompok : 6

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Dasar Teori
Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel. Meneruskan materi genetic yang identik ke sel anakan merupakan fungsi krusial pembelahan sel (Campbell, 2008).
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase. P sel paling banyak dijumpai pada bagian akar yaitu ujung akar. Pada mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua buah sel anakan. Mitosis merupakan alat untuk duplikasi teratur (dalam fase S) dan pemisahan (pada anafase) kromosom. Biasanya, mitosis diikuti dengan pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis dimana sel akan terpisah menjadi dua (Kimball, 1999).
Sebagian besar sel bereproduksi secara aseksual, yaitu tanpa terjadinya pertukaran atau pemerolehan informasi hereditas baru. Sebagian besar sel yang membentuk tubuh organisme eukarriota multiseluler juga bereproduksi secara aseksual dalam suatu proses yang dikenal sebagai mitosis. Selama pembelahan mitosis, sel akan tumbuh, menduplikasi genomnya, memisahkan kromosom yang telah berduplikasi ke kutub-kutub sel yang berlawanan, dan membagi sitoplasma sehingga terbentuklah sel anakan (William D. Stanfield dkk,2003) .
Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut. Proses ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel (sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada hampir semua organisme (Crowder, 1988).
Semua sel somatik dalam suatu organisme multiselular berasal dari satu sel, yaitu zigot, melalui proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis mula-mula membentuk salinan yang sama dari tiap kromosom dan kemudian melalui pembelahan sel induk (asal), mendistribusikan suatu set kromosom yang identik kepada kedua sel anak ( Stansfield, W.D, 1991)
Sel dari spesies dan individu tumbuhan yang berbeda mempunyai komponen yang berbeda.Keadaan ini menuntut perlakuan yang berbeda terhadap sel-sel tersebut agar kromosom dapat diamati. Bahan standar yang bisa digunakan dalam pengamaatn mitosis adalah sel-sel ujung bawang merah karena komposisi dinding selnya tersusun atas lapisan senyawa-senyawa yang mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna. Pada saat sel aktif membelah, kromosom relatif mudah diamati hanya dengan memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang sederhana(Andersoon, 2006).



1.2  Tujuan
1.      Mengamati tahapan yang ada dalam proses mitosis
2.      Memahani fungsi asetokarmin untuk mengamati proses mitosis
3.      Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada proses mitosis







BAB II
BAHAN DAN METODE PRATIKUM

2.1 Bahan dan Alat
·         Mikroskop
·         Ujung akar bawang merah
·         Gelas  pengamat
·         Gelas objek
·         Gelas penutup
·         Jarum pengiris
·         Skalpel
·         Forset
·         Pewarna asetokarmin
·         Laritan 1 M HCl
·         Larutan 70% dan 96% alkohol
2.2 Cara kerja
1.      Meneteskan larutan 1 M HCl diatas gelas pengamat secukupnya.
2.      Meletakkan potongan ujung akar sepanjang 1 cm diatas HCl lebih kurang 5 menit.
3.      Mengambil ujung akar yang sudah lunak dan memindahkan kegelas objek yang sebelumnya telah ditetesi dengan asetokarmin.
4.      Mencacah potongan akar yang ada dalam asetokarmin tersebut dengan sekalpel sampai halus.
5.      Menutup gelas objek dengan gelas penutup.
6.      Melewatkan gelas objek tersebut diatas api alkohol, membalik slide tersebut meletakkan diatas tissu dan menekan agak keras menggunakan ibu jari.
7.      Meneteskan minyak emerson untuk memperjelas pengamatan.
8.      Mengamati objek tersebut dibawah mikroskop. Menggunakan perbesaran rendah (10x), setelah itu menggunakan perbesaran lebih tinggi (40x) dan perbesaran paling tinggi (100x)
9.      Menggambar fase-fase mitosis yang telah ditemukan, mencocokan pada fase-fase mitosis yang ada pada preparat yang telah disediakan atau dengan bagan yang sudah ada.




BAB III
 HASIL

PROFASE

METAFASE
 


 

TELOFASE

ANAFASE

 


BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang kami lakukan minggu ini adalah Pengamatan pengamatan tentang pembelahan sel mitosis. Pada pengamatan pertama dengan mengamati preparat pembelahan mitosis profase dengan menggunakan mikroskop mulai dari perbesaran lemah sampai perbesaran kuat. Dapat diketahui, pada fase profase, benang memendek, membran inti dan nukleus menghilang, sentriol membelah menjadi dua.
Hal ini sesuai dengan teori, pada fase profase dimana sel siap untuk membelah, inti sel tampak keruh, lambat laun Nampak benang-benang kromatin makin menjadi pendek. Sehingga menjadi tebal, tiap kromosom tersebut lalu membelah memanjang dan anakan kromosom ini dinamakan kromatid, dinding inti mulai menghilang (Suryo,1996). Pada foto tidak kelihatan benang kromatin, membran inti dan nukleus. Ini disebabkan gambar kamera tidak terlalu jelas.
Pengamatan kedua dengan mengamati preparat pembelahan mitosis tahap metafase mulai dari perbesaraan lemah sampai perbesaran kuat dapat diketahui bahwa kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa, pada tahap metafase ditandai dengan munculnya gelendong. Struktur ini terjadi dari sebaris mikrotubul yang meluas di antara ujung-ujung atau kutub sel tersebut. Sentromer setiap duplet mulai terikat pada sekumpulan mikrotubula dan berpindah ke suatu titik di tengah-tengah antara kutub-kutub. Ujung lepas kromosom dapat secara acak arahnya, tetapi semua sentromer terletak persis dalam suatu bidang di ekuator (Kimball, 1983).
Pengamatan ketiga, dengan mengamati preparat pembelahan mitosis tahap anafase. Pada fase anafase, sentromer membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju kutub dari sel yang berlawanan.
Hal tersebut sama dengan pendapat Kimball (1983), pada fase anafase dimulai ketika kromosom yang terduplikasi dari setiap duplet saling berpisah. Kini bergerak memisah, masing pada gelendong, dan bergerak ke kutub berlawanan. Sambil ujung-ujungnya yang lepas di balakangnya. Metaphor tampaknya jitu karena ujung-ujung yang bebas kromosom tersebut kini membalik kearah ekuator seolah-olah adanya geseran dengan sitoplasma di sekitarnya menghalangi geraknya menuju kutub.
Pengamatan keempat, menggunakan preparat pembelahan mitosis fase telofase. Diperoleh bahwa di tiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang identik dan plasma sel terbagi lagi menjadi dua bagian, proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis.
Menurut Kimball (1983), fase telofase merupakan kebalikan dari profase. Begitu sampai kekutub maka kromosom mulai membuka gulungannya. Nukleus timbul kembali. Membran nukleus mulai membentuk sekitar kromosom. akhirnya, struktur yang disebut lempengan sel muncul di ekuator. Dinding sel di setiap sisi lempengan sel di sekresi dan dengan demikian selesailah pembelahan sel.













BAB IV
KESIMPULAN

4.1       Kesimpulan
Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada eukariot. Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama persis, Pembelahan mitosis dibagi menjadi empat fase yakni profase, metafase, anafase dan telofase. Pembelahan mitosis terjadi pada jaringan meristem yang sifatnya meristematik, pada tumbuhan jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang.
1.      Dalam praktikum kami kali ini asetokarmin memiliki fungsi sebagai pelunak untuk akar bawang merah.
2.      Mitosis berlangsung dalam beberapa fase, diantaranya:
1)      Interfase pada fase ini sel siap untuk melakukan pembelahan,tetapi belum memperlihatkan kegiatan membelah.
2)      Profase pada fase ini benang-benang kromatin makin menjadi pendek sehingga menjadi tebal.
3)      Metafase pada fase ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah sel.
4)      Anafase pada tahap ini sentromer membelah dan dua buah kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan.
5)      Telofase pada fase ini di tiap kutub sel sudah terbentuk kromosom yang identik.


4.2. saran
            Untuk pratikum kedepannyo diharapkan untuk preparat-preparat awetan ditambah lebih banyak lagi, untuk kelancaran acara pratikan.

DAFTAR PUSTAKA
Andersoon. 2006. Cell Division and the cell cycle. University of Albert : America.
Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Crowder, L.V. 1988. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Elrod, Susan and Wiliam Stainsfield. 2007. Genetika Edisi Ke Empat. Jakarta : Erlangga.
Kimball. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Stansfield, W.D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.